Category ""

  • 31DemInklusif.png

    PENTINGNYA DEMOKRASI INKLUSIF DAN PERLINDUNGAN RUANG SIPIL BAGI PEREMPUAN, ANAK DAN KOMUNITAS ADAT

    By KIrana Esel Kalimantan Tengah merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati dan budaya yang kaya, namun sekaligus menjadi lokasi dengan dinamika politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks. Ekspansi perkebunan kelapa sawit, tambang batubara, proyek food estate, hingga pembangunan infrastruktur strategis telah mengubah wajah lanskap hutan, lahan, dan kehidupan komunitas adat Dayak. Dalam konteks ini, demokrasi sering kali berjalan pincang: ruang sipil menyempit, suara masyarakat adat terpinggirkan, sementara perempuan . . .

  • 210C8B23FA-3EE2-4D23-8077-1FA724C0EB98_1_102_o.jpeg

    MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN

    By Kirana Esel "Farmers who belong to farmer groups are more likely to adopt more sustainable farming practices." Sukayat Nasionalisme Berwajah Ladang dan Pangan Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80 adalah momen tak hanya untuk mengenang perjuangan kemerdekaan bangsa, tetapi juga untuk merefleksi makna kemerdekaan hari ini. Jika dulu para pahlawan memperjuangkan bebas dari penjajah, maka kini kemerdekaan juga harus diwujudkan dalam bentuk kedaulatan pangan—berkelanjutan dan sehat. Dengan menyandarkan harapan . . .

  • 561.png

    Masyarakat Adat Adalah Data yang Terhapu

     Suara MA di Era Digitalisasi Oleh: Kirana Esel Dunia yang Tak Mencatat Masyarakat Adat Di era ketika dunia dikendalikan oleh data, kecerdasan buatan (AI), dan algoritma prediktif, masyarakat adat nyaris tak terlihat. Data adalah bahasa kekuasaan baru. Mereka yang tak tercatat, dianggap tak ada. Mereka yang tak punya jejak digital, dianggap tak punya masa depan. Di sinilah letak persoalan besar bagi masyarakat adat, khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Tema Hari Masyarakat Adat Internasional 2025 yang diangkat . . .

  • 8310.jpeg

    WORKING TOWARDS COMMUNITY LEADERSHIP IN THE AGROECOLOGY MOVEMENT

    PLD-Agroecology Team of JPIC  Kalimantan This essay is a reflection on the journey of community assistance to create leaders in an integrative and sustainable economic and environmental movement in dealing with threats to natural resource degradation in Central Kalimantan, Indonesia. The title above implies efforts that have been and are still ongoing from time to time. This is a long process that will continue to repeat itself until finally we can stand proud, when no one is neglected, no one left behind as mandated by . . .