MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN
Klik Untuk Lebih Jelas : MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN
Klik Untuk Lebih Jelas : MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN
Klik Untuk Lebih Jelas : MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN
Klik Untuk Lebih Jelas : MERDEKA BERLADANG, MERDEKA PANGAN SEHAT BERKELANJUTAN
By Kirana Esel
"Farmers who belong to farmer groups are more likely to adopt more sustainable farming practices." Sukayat
Nasionalisme Berwajah Ladang dan Pangan
Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80 adalah momen tak hanya untuk mengenang perjuangan kemerdekaan bangsa, tetapi juga untuk merefleksi makna kemerdekaan hari ini. Jika dulu para pahlawan memperjuangkan bebas dari penjajah, maka kini kemerdekaan juga harus diwujudkan dalam bentuk kedaulatan pangan—berkelanjutan dan sehat. Dengan menyandarkan harapan pada ladang lokal dan sistem pangan yang berkeadilan, kita menanam makna merdeka yang baru: Merdeka Berlading—Merdeka dalam Pangan yang Sehat dan Berkelanjutan.
Apa Itu "Merdeka Bertani" dan "Merdeka Pangan Sehat"?
Merdeka Bertani berarti petani memiliki akses atas lahan, benih, pengetahuan, pasar, dan permodalan—tanpa ketergantungan pada sistem yang mengikis kedaulatan lokal. Merdeka Pangan Sehat berarti pangan yang dikonsumsi bebas dari pestisida berbahaya, bergizi, dan tumbuh melibatkan masyarakat lokal, agroekologi, serta ramah lingkungan. Merdeka Berkelanjutan menekankan bahwa semua ini dilakukan dengan mengawasi kesehatan ekosistem, regenerasi generasi muda, dan kemandirian ekonomi petani.
Tantangan Aktual dalam Pertanian & Pangan Indonesia
Indonesia masih sangat bergantung pada pertanian intensif pasca Revolusi Hijau, yang "mendorong peningkatan produksi tapi menimbulkan risiko ekologis" seperti degradasi tanah dan ketahanan pangan yang rapuh (MDPI, 2023). Meski pertanian mempekerjakan hampir 41% tenaga kerja nasional, kontribusinya terhadap PDB stagnan di angka 14%. Food loss & waste juga menjadi masalah besar, mencapai ratusan kilogram per kapita per tahun.
Contoh nyata pelajaran pahit adalah proyek Food Estate di Kalimantan Tengah—meski diluncurkan dengan semangat kedaulatan pangan, investigasi di lapangan pada 2022–2023 justru menemukan lahan yang dihuni semak liar dan mesin berat terabaikan. Proyek ini menjadi pengingat bahwa merdeka pangan tak boleh direduksi menjadi megaproyek tanpa keadilan sosial dan ekologis.
Esensi Merdeka Bertani dan Pangan Berkelanjutan
Petani yang memiliki lahan sendiri lebih terbuka menerapkan praktik pertanian berkelanjutan seperti agroekologi dan konservasi tanah. Kelompok tani memperkuat adopsi praktik ramah lingkungan, mendorong berbagi pengetahuan dan solidaritas komunitas. Modal sosial, seperti kepercayaan dan ikatan sosial di desa, menjadi fondasi keamanan pangan melalui mekanisme saling berbagi hasil, informasi, dan benih.
Arah Kebijakan & Kanal Reformasi Praktis
- Jaminan Hak atas Lahan: reforma agraria kontekstual, wakilisasi hak ibu tani, dan akses benih lokal.
- Dukung kelembagaan Petani: pelatihan IPM, bank benih komunitas, dan koperasi pangan.
- Kebijakan Anti-Food Waste: edukasi moral pangan dan pengembangan food bank komunitas.
- Libatkan Pemuda & Pendidikan Pertanian: regenerasi petani dengan sistem sekolah tani desa.
- Gerakkan Ekonomi Lokal dan Agroekologi: pasar lokal, koperasi, dan sistem CSA (community supported agriculture).
- Penguatan Lembaga Pangan Nasional: seperti Badan Pangan Nasional.
Visi pertanian ramah lingkungan kini mentransformasi anggaran negara. APBN Hijau dan peningkatan belanja Kementan hingga 112% pada 2015 menunjukkan bahwa transformasi tidak hanya slogan: ada alokasi nyata untuk pertanian organik, irigasi hemat air, alsintan, benih, dan asuransi petani.
Merdeka Sejati Ada di Ladang & Meja Makan Kita
"Merdeka Berlading, Merdeka Pangan Sehat Berkelanjutan" menjadi manifesto untuk merdeka di abad ke-80 ini—bukan hanya bebas dari penjajah, tetapi bebas dari sistem pangan yang rapuh, tidak adil, dan merusak. Saatnya mengembalikan kedaulatan kepada petani, memperkuat ruang komunitas lokal, dan memastikan setiap keluarga Indonesia bisa menikmati pangan sehat, bergizi, dan lestari, - mulai dari ladang sendiri-.