THE RETURN OF HAZE #MenolakLupa
Beberapa minggu belakangan ini, kabut pekat berwarna putih menjadi suatu pemandangan yang akrab dimata penduduk bumi Kalimantan Tengah. Masyarakat seakan-akan diajak flashback oleh kejadian tersebut. Siapa sangka, jika peristiwa kabut asap tiga tahun yang lalu kembali terulang di tahun 2018.
Kabut asap kembali meneror, menghadirkan acaman kesehatan bagi siapa saja yang menghirupnya.
Siapa yang harus bertanggungjawab? Ada dua penyebab kebakaran hutan. Yang pertama adalah oknum yang dengan sengaja membakar hutan untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Faktor kedua yaitu faktor alam, karena gesekan antara ranting-ranting yang telah kering ataupun percikan api akibat sambaran petir.
Apabila kebakaran hutan terjadi karena tanpa disengaja atau karena faktor alam, maka kita tidak bisa menyalahkan siapapun atas kebakaran hutan tersebut. Tetapi, apabila kebakaran hutan terjadi karena adanya oknum-oknum yang sengaja membakar hutan, maka kita patut dan harus mengusut kasus tersebut. Namun kembali, permasalahan ini tetap lah menjadi tanggungjawab kita bersama. Masyarakat harus turut ambil peran bersama-sama pemerintah dengan meningkatkan kepedulian serta kewaspadaan dan bertindak cepat.
Lalu, apa solusinya? Sebaiknya para pekebun mau merubah pola pikir. Jangan lah hanya bertindak egois dengan memikirkan kesenangan diri sendiri tapi tidak memikirkan akibat buruk yang ditanggung oleh orang lain. Hentikan pembakaran lahan. Bersihkan lahan dengan cara yang baik sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi orang-orang. Jika tidak mampu membersihkan lahan tanpa api, maka tak usah membuka lahan yang luas. Lakukan pembukaan lahan hanya sebatas kemampuan keuangan yang dimiliki. Jangan lah keserakahan kita menjadi penyebab penderitaan orang lain.
(YA)